Contact Information

Jl. Lempongsari Raya Gg. Masjid RT. 9 RW. 37 No. 88B, Jongkang Baru, Sariharjo, Ngaglik, Sleman DIY, 55581.

Follow us

Hubungi Kami

Contact Information

Jl. Lempongsari Raya Gg. Masjid RT. 9 RW. 37 No. 88B, Jongkang Baru, Sariharjo, Ngaglik, Sleman DIY, 55581.

Follow us

Hubungi Kami

Contact Information

Jl. Lempongsari Raya Gg. Masjid RT. 9 RW. 37 No. 88B, Jongkang Baru, Sariharjo, Ngaglik, Sleman DIY, 55581.

Follow us

Merawat Ingatan, Melanjutkan Warisan Amir Effendi Siregar

Kabar

Sebagai tokoh demokratisasi media sekaligus pendiri PR2Media, Amir Effendi Siregar atau Bang Amir telah menghasilkan banyak karya intelektual selama 40 tahun bekerja dan berjuang bersama berbagai pihak lintas-generasi.

Untuk merawat ingatan tentang Bang Amir dan melanjutkan warisan intelektualnya, AES Corner dan buku “Melawan Otoritarianisme Kapital” diluncurkan pada 19 Juni 2021. Acara ini diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) bersama PR2Media dan Serikat Perusahaan Pers (SPS).

“Negara-negara dengan komunitas intelektual di Eropa begitu menghargai pejuang kebebasan pers dan kebebasan berekspresi yang produktif menulis dan meninggalkan warisan penting dalam mendorong reformasi sistem media. Maka, Indonesia seharusnya melakukan hal yang sama,” ujar Masduki, Dosen Ilmu Komunikasi UII dan Ketua PR2Media, saat menyampaikan alasan pendirian AES Corner (19/6/2021).

Dengan demikian, AES Corner yang berlokasi di kampus UII bertujuan mengarsipkan jejak para tokoh pers Indonesia pasca reformasi 1998. Selain Bang Amir, beberapa tokoh lainnya adalah S. Leo Batubara, Atmakusumah Astraatmaja, Zaenal A. Suryokusumo, dan Hinca Pandjaitan. Mereka tergabung dalam Masyarakat Pers dan Penyiaran Indonesia (MPPI).

Koleksi buku di AES Corner berjumlah 633 eksemplar dengan total judul sebanyak 541. Beberapa di antaranya mencakup buku yang ditulis Bang Amir sendiri, pledoi yang disampaikan ketika menggugat pasal mengenai monopoli penyiaran di Mahkamah Konstitusi, dokumen digital tulisan, serta buku-buku yang dibeli Bang Amir sebagai gambaran mengenai komitmen dan proses pengembangan intelektualitasnya.

Tidak terbatas pada tujuan arsip, PR2Media bersama Ilmu Komunikasi UII dan SPS juga ingin terus menerus mereproduksi gagasan Bang Amir melalui buku. Meski tidak akan mampu menyajikan potret utuh, buku “Melawan Otoritarianisme Kapital” setidaknya berusaha membentuk mozaik dan memunculkan banyak sisi dari pemikiran AES.

Pengantar buku ditulis oleh Alwi Dahlan, seorang Guru Besar Emeritus Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI). Bang Amir banyak membantu Prof Alwi dalam berbagai aktivitas, baik pekerjaan maupun organisasi. “Dalam buku yang berjudul ‘Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia,’ Bang Amir menyebut Prof Alwi sebagai guru sekaligus sahabat bertukar pikiran,” ujar Nina mewakili editor (19/6/2021).

Halaman selanjutnya diwarnai dengan 19 tulisan dari 17 orang penulis, yang dapat juga disebut sebagai Liber Amicorum, yakni catatan kenangan murid, sahabat, serta kolega yang berinteraksi dan mengikuti pemikiran Bang Amir. Sejumlah 19 tulisan telah dikelompokkan dalam empat topik besar, antara lain (1) Ekonomi Politik, Demokrasi, dan Regulasi, (2) Kepublikan dan Lembaga Penyiaran Publik, (3) Bisnis dan Manajemen Media, dan (4) Pers Mahasiswa. “Kami membiarkan sejumlah catatan bersifat personal. Penggambaran yang personal diharapkan akan memberikan gambaran mengenai sosok AES dengan lebih lengkap,” ujar Nina (19/6/2021).

Setiap topik selanjutnya akan didiskusikan dalam acara lanjutan peluncuran, yaitu setiap hari Sabtu, dimulai dari 26 Juni hingga 17 Juli 2021. Topik pertama mendapat porsi besar dalam buku, yakni lebih dari 50% sebagai cerminan betapa Bang Amir teramat menaruh perhatian pada isu ekonomi politik utamanya terhadap regulasi. Hal tersebut juga lekat dengan bagaimana proses pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan komunikasi dan media selalu melibatkan banyak kepentingan serta relasi-relasi ekonomi politik.

Keluarga mendiang Bang Amir turut hadir dalam forum, mereka menyampaikan terima kasih atas proyek ini dan berharap ilmu yang tertuang dapat menyebarkan manfaat. “Setahu saya bapak memang aktif, tetapi baru tahu ternyata banyak yang tersentuh dengan karya beliau,” ujar Aditya, putra sulung Bang Amir (19/6/2021).